Palembang, bisnissumsel.com –
Pemerintah Kota Palembang terus memperkuat komitmen dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Hal ini terlihat dari kehadiran Asisten III Pemerintah Kota Palembang, Ahmad Bastari, dalam acara Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palembang untuk bulan Juni 2025 yang digelar di Kantor BPS Kota Palembang pada Selasa pagi (1/7/2025).
Kegiatan ini merupakan agenda rutin BPS dalam menyampaikan informasi strategis mengenai perkembangan indikator makro ekonomi, termasuk data inflasi, harga konsumen, dan pergerakan komoditas utama yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
Dalam pemaparannya, Ketua Tim Statistik Harga Konsumen BPS Kota Palembang, Evyana Atmanegara, menjelaskan bahwa bulan Juni 2025 mencatat inflasi bulanan sebesar 0,09%, sementara secara tahunan (year-on-year) dari Juni 2024 ke Juni 2025 tercatat inflasi sebesar 2,14%.
“Inflasi ini didorong oleh naiknya harga beberapa komoditas utama, terutama yang terkait dengan kebutuhan pokok dan transportasi menjelang Hari Raya Iduladha serta libur panjang nasional,” ujar Evyana.
Komoditas Penyumbang Inflasi
Adapun komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi pada bulan Juni 2025 antara lain:
Daging ayam ras mengalami kenaikan harga sebesar 4,37% dengan andil inflasi sebesar 0,06%.
Beras naik 1,68% dengan andil inflasi 0,06%.
Emas perhiasan mencatat kenaikan 1,48% dengan andil 0,04%.
Angkutan udara mengalami lonjakan harga sebesar 5,89% dengan andil 0,04%.
Cabai rawit naik drastis sebesar 21,73%, menyumbang inflasi 0,03%.
Telur ayam ras meningkat 3,53% dengan andil 0,03%.
Evyana juga mencatat bahwa di tengah komoditas yang naik, ada beberapa komoditas yang justru mengalami penurunan harga (deflasi) dan menahan laju inflasi, di antaranya:
Cabai merah turun sebesar -6,69% dengan kontribusi deflasi 0,05%.
Ikan nila turun -8,15%, berkontribusi terhadap deflasi sebesar 0,04%.
Menurut Evyana, lonjakan harga sejumlah bahan pangan dan tarif angkutan udara erat kaitannya dengan momentum Iduladha dan peningkatan aktivitas mudik yang memengaruhi permintaan pasar.
Pemkot Palembang Tetap Fokus Kendalikan Inflasi
Dalam sambutannya, Asisten III Pemkot Palembang, Ahmad Bastari, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus bekerja aktif dalam menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat.
Ia mengungkapkan, sinergi antarsektor sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi gejolak harga, terutama pada momen-momen tertentu yang berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat.
“Pemerintah Kota Palembang senantiasa mengupayakan langkah-langkah konkret dalam pengendalian inflasi. Salah satunya adalah dengan menggelar pasar murah di berbagai kecamatan, yang diharapkan dapat membantu masyarakat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” ujar Bastari.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh pihak, baik dari pemerintah, swasta, pelaku usaha, hingga masyarakat umum, untuk berperan aktif menjaga stabilitas harga.
“Sinergi lintas sektor sangat penting. Pengendalian inflasi bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga menjadi tanggung jawab bersama demi mewujudkan ekonomi yang sehat dan stabil,” tegasnya.
Langkah Strategis Ke Depan
Pemkot Palembang juga terus memperkuat koordinasi dengan instansi vertikal seperti BPS, Bank Indonesia, Bulog, serta pelaku distribusi pangan untuk memperlancar suplai barang kebutuhan pokok dan menurunkan biaya logistik.
Selain itu, penguatan sistem informasi harga pangan dan distribusi barang menjadi prioritas guna meningkatkan transparansi pasar.
Dengan inflasi yang relatif terkendali pada angka 2,14% secara tahunan, Kota Palembang menunjukkan kemampuan adaptif dalam menghadapi tekanan ekonomi, baik dari sisi domestik maupun eksternal.
Upaya kolaboratif dan proaktif seperti inilah yang menjadi fondasi penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi kota dan kesejahteraan masyarakatnya.(adi/bs)
