
Tel Aviv – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengklaim kepada parlemen Israel atau Knesset, bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) akan membiayai upaya rekonstruksi Jalur Gaza setelah perang melawan Hamas berakhir.
Seperti dilansir Middle East Eye, Selasa (12/12/2023), Netanyahu menyampaikan hal tersebut saat berbicara dalam pertemuan tertutup dengan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset pada Senin (11/12) waktu setempat. Pernyataan Netanyahu itu dibocorkan ke publik oleh sejumlah media berbahasa Ibrani.
“Langkah pertama di Gaza adalah mengalahkan Hamas. Setelah itu, saya meyakini Uni Emirat Arab dan Arab Saudi akan mendukung rehabilitasi Jalur Gaza,” cetus Netanyahu dalam pernyataannya di hadapan para anggota Knesset, seperti dikutip The Times of Israel.
Dasar dari pernyataan Netanyahu itu tidak diketahui secara jelas. Baik UEA maupun Saudi tidak pernah memberikan indikasi secara terang-terangan bahwa mereka bersedia menanggung biaya rekonstruksi atau pembangunan kembali Jalur Gaza usai perang.
Laporan media lokal Israel itu juga menyebut bahwa Netanyahu meyakini Tel Aviv mampu melanjutkan kesepakatan normalisasi yang ditandatangani dengan beberapa negara Arab tahun 2020 lalu.
Dia bahkan secara spesifik menyatakan akan terus mengupayakan kesepakatan normalisasi dengan Riyadh, dan menggunakannya untuk mendapatkan dukungan bagi upaya rekonstruksi di Jalur Gaza.
Sebelum 7 Oktober yang menjadi awal perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden selama berbulan-bulan mengupayakan normalisasi hubungan antara Tel Aviv dan Riyadh. Namun sejak perang berkecamuk, Saudi menunda pembicaraan normalisasi.
Terlepas dari itu, menurut laporan The Times of Israel, para pejabat negara-negara Arab dan AS telah berulang kali menyatakan selama dua bulan terakhir bahwa dukungan negara-negara Arab untuk rekonstruksi Jalur Gaza masih belum pasti.
Disebutkan juga bahwa dukungan itu hanya akan menjadi pengganti hingga Otoritas Palestina siap mengambil alih dan mewujudkan solusi dua negara.
Netanyahu diketahui mengesampingkan kembalinya kekuasaan Otoritas Palestina ke Jalur Gaza dan menolak solusi dua negara.
Dalam pidatonya di hadapan para anggota parlemen Israel, Netanyahu semakin meningkatkan retorikanya menentang Otoritas Palestina.
“Perbedaan antara Hamas dan Otoritas Palestina adalah Hamas ingin menghancurkan kita di sini dan sekarang juga, sedangkan Otoritas Palestina ingin melakukannya secara bertahap,” klaim Netanyahu seperti dikutip The Times of Israel dari transkrip yang bocor ke media lokal Israel.
“Kita bekerja sama dengan Otoritas Palestina melawan Hamas jika hal tersebut memenuhi kepentingan kami berdua, hingga batasan tertentu,” imbuhnya.
(nvc/ita/detik)
