Pro-Kontra Kembang Api di China, Dilarang tapi Dirindukan

59

Beijing, bisnissumsel.com –

Tahun baru 2024 segera tiba, itu artinya Imlek juga sudah dekat. Larangan soal kembang api dipertimbangkan kembali.

Dilansir dari Reuters pada Jumat (29/12), anggota parlemen Tiongkok mempertimbangkan penggunaan kembang api untuk Tahun Baru Imlek pada bulan Februari. Saat ini situs Weibo tengah diramaikan dengan perdebatan sengit soal itu.

Sejak tahun 2017, sudah 44r kota di China yang melarang penggunaan kembang api. Pembatasan ini berlaku hanya untuk waktu-waktu dan tempat-tempat tertentu saja.

Namun pada akhir tahun ini, banyak daerah yang mengeluarkan pemberitahuan soal kembang api. Ini membuat diskusi soal pelarangan itu kembali mencuat.

Dalam tanggapannya, anggota parlemen mengatakan undang-undang pencegahan polusi udara dan peraturan keselamatan kebakaran menyebabkan perbedaan pemahaman soal larangan kembang api. Padahal larangan ini tidak pernah bersifat mutlak.

Semenetara itu, warga Tiongkok sangat rindu untuk melihat pesta kembang api.

“Kami berhak menikmati kembang api,” ucap seorang warga dalam Weibo.

Menurut cerita rakyat, kembang api paling awal ditemukan 2.000 tahun yang lalu untuk mengusir ‘nian’, seekor binatang mitos yang memangsa manusia dan ternak pada malam Tahun Baru Imlek.

Sejak saat itu, kembang api telah digunakan untuk merayakan acara-acaa lain. Namun sejumlah warga Tiongkok mengatakan larangan kembang api diperlukan untuk melindungi lingkungan.

“Ini harus diatur karena polusi dan bahaya keselamatan (kebakaran),” tambah seorang lagi.

Dalam jajak pendapat online yang dilakukan Beijing Youth Daily minggu ini, lebih dari 80% responden menyatakan dukungannya terhadap kembang api selama Festival Musim Semi.

Beberapa pihak mengatakan larangan tersebut merupakan sebuah ironi setelah PBB pada pekan lalu yang menyatakan Festival Musim Semi sebagai hari libur resmi. Ini sebuah langkah yang disambut oleh para pejabat Tiongkok.

“Festival Musim Semi adalah milik dunia, tetapi tradisi itu sudah hampir hilang di Tiongkok,” tambah warga Tiongkok lainnya.

(bnl/bnl/detik)