WHO Ungkap ‘Banjir Darah’ di RS Al Shifa Gaza

60
Situasi RS Al Shifa Pasca Operasi Darat Israel (Foto: REUTERS/Abed Sabah)

Gaza, bisnissumsel.com –

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan kondisi Rumah Sakit Al-Shifa. WHO menggambarkan rumah sakit di Gaza Utara itu seperti ‘banjir darah’ karena kondisi gawat darurat yang ada di sana.

Tim dari WHO dan badan-badan PBB lainnya berhasil mengirimkan pasokan medis pada hari Sabtu ke rumah sakit tersebut. Dalam pernyataannya, WHO menyebut puluhan ribu pengungsi menggunakan gedung dan lahan RS untuk berlindung.

Kondisi di sana sangat memprihatinkan. Para pengungsi kekurangan air minum dan makanan yang sangat parah.

“Tim tersebut menggambarkan unit gawat darurat seperti ‘banjir darah’ dengan ratusan pasien yang terluka di dalam, dan pasien baru datang setiap menitnya,” kata WHO yang dikutip dari Al-Arabiya, Senin (18/12).

“Pasien dengan luka trauma sedang dijahit di lantai (dan) tidak ada obat bius yang tersedia,” sambungnya.

Rumah sakit tersebut berfungsi dalam skala minimal, dengan staf yang sangat sedikit. WHO mengungkapkan para pasien yang kritis langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Al-Ahli untuk menjalani operasi.

“Ruang operasi tidak berfungsi karena kekurangan oksigen dan pasokan. Ini adalah ‘rumah sakit yang membutuhkan resusitasi’,” terang tim WHO.

“Hanya 30 pasien yang dapat menerima cuci darah setiap hari,” lanjut dia.

Semua infrastruktur kesehatan di Jalur Gaza telah terkena dampak parah akibat pemboman dan operasi darat yang dilakukan oleh tentara Israel.

WHO mengatakan akan memperkuat Al-Shifa dalam beberapa minggu mendatang, agar dapat melanjutkan layanan dasar.

“Hingga 20 ruang operasi di rumah sakit, serta layanan perawatan pasca operasi, dapat diaktifkan jika diberikan pasokan bahan bakar, oksigen, obat-obatan, makanan, dan air secara teratur,” kata WHO.

Saat ini, Al-Ahli Arab adalah satu-satunya rumah sakit yang ‘berfungsi sebagian’ di seluruh bagian utara Jalur Gaza. Sementara tiga rumah sakit, yakni Al-Shifa, Al-Awda dan Kompleks Medis Al-Sahaba, berfungsi minimal.

WHO juga telah menyatakan keprihatinannya terhadap rumah sakit Kamal Adwan, saat Kementerian Kesehatan setempat mengatakan pada 13 Desember tentara Israel telah menembaki kamar pasien di fasilitas yang terkepung.

(sao/yum/detik)