75 Pendaki Gunung Marapi Ditemukan, Operasi Pencarian dan Evakuasi Ditutup

69
Tim SAR gabungan membagi tugas dan lokasi untuk mencari pendaki bernama Siska Alfina (dok Basarnas Padang)

Jakarta, bisnissumsel.com –

Sebanyak 75 korban erupsi Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) ditemukan. Tim relawan gabungan yang dipimpin Polda Sumbar menutup operasi pencarian.

Wakil Kepala Polda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardiyanto membubarkan tim gabungan itu pada Rabu (6/12/2023). Dia juga menegaskan jalur pendakian Gunung Marapi, yang memiliki ketinggian 2.891 mdpl itu, ditutup.

“Mulai malam ini, yang ikut pencarian akan kembali kesatuan masing-masing. Dan juga malam ini kami mulai melarang pendakian di Marapi,” Kata Edi pada wartawan, Rabu (6/12/2023).

“Korban sudah tidak ada lagi, ini juga target kita mencari 75 orang korban. Jadi sudah komplit untuk jumlah korban yang ditemukan,” dia menegaskan.

Jumlah pendaki sebanyak 75 orang itu merujuk laporan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar. Selain itu, tidak ada laporan dari warga soal korban di luar data tersebut.Kendati tim gabungan sudah dibubarkan, posko pengaduan tetap dibuka di Bukittinggi.

“Untuk posko pelaporan orang hilang masih kami buka di rumah sakit RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi. Sampai saat ini juga tidak ada warga yang melaporkan keluarganya hilang akibat erupsi Marapi,” kata dia.

Dari sejumlah sumber, korban terakhir yang ditemukan tim gabungan telah diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar. Korban diketahui bernama Siska Afrina mahasiswa UNP asal Solok Selatan. Siska ditemukan tim gabungan berada di sekitar kawah Gunung Marapi.

Setelah Siska ditemukan, total 23 orang tewas akibat erupsi Gunung Marapi itu. Kemudian, 12 korban luka-luka menjalani perawatan di rumah sakit dan 40 orang dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing.

Sebagian besar korban ditemukan pada pencarian hari Senin dan Selasa. Tim gabungan itu diperkuat 300 personel dari berbagai perwakilan.

“Pencarian dilaksanakan dengan luas area pencarian radius 800 meter dari jalur pendakian Gunung Marapi, dengan koordinat area pencarian kurang lebih 5,3 kilometer persegi,” kata Arief Pratama, juru bicara Basarnas dalam keterangan tertulis.

Dalam situs esdm, disebutkan seismograf merekam erupsi yang terjadi pada 3 Desember pukul 14.57 itu memiliki amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik. Erupsi disertai dengan adanya aliran piroklasik ke arah utara dengan jarak luncur 3 km. Tercatat pula erupsi tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan.

Sebelum erupsi pada Minggu itu, Gunung Marapi dinyatakan Waspada sejak 2011. Artinya, warga dan pendaki dilarang mendekati puncak dengan radius 3 km. Peringatan untuk tidak mendekati puncak ditunjukkan dalam papan peringatan sekaligus dinyatakan status Waspada Gunung Marapi.

Selama ini, pendakian Gunung Marapi tidak dilarang. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar membuka pendaftaran online bagi pendaki dan pada Jumat (1/3) hingga Minggu tercatat sebanyak 75 orang mendaki Gunung Marapi.

(fem/fem/detik)