Beijing, bisnissumsel.com –
Otoritas China membantah klaim Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky soal Beijing memasok persenjataan kepada Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Ditegaskan otoritas China bahwa pihaknya tidak pernah memasok senjata mematikan kepada pihak mana pun dalam konflik tersebut.
Bantahan ini, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), disampaikan Kementerian Luar Negeri China setelah Zelensky mengklaim dirinya mendapatkan “informasi” soal Beijing memasok senjata untuk Moskow.
“Pihak China tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak mana pun dalam konflik tersebut, dan secara ketat mengendalikan barang-barang yang memiliki fungsi ganda,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam pernyataannya.
Otoritas Beijing mengatakan “posisinya mengenai masalah Ukraina sangat konsisten dan jelas”.
“Kami selalu secara aktif berupaya untuk menghentikan permusuhan dan mengupayakan perundingan damai,” kata Lin.
China selama ini menggambarkan dirinya sebagai pihak yang netral dalam perang yang berlangsung selama tiga tahun terakhir itu, meskipun ada kritikan dari negara-negara Barat bahwa hubungan dekatnya dengan Rusia telah memberikan dukungan ekonomi dan diplomatik yang penting kepada Moskow.
Zelensky, dalam konferensi pers di Kyiv pada Kamis (17/4), mengatakan dirinya mendapatkan “informasi” soal aktivitas China memasok senjata kepada Rusia.
“Kami akhirnya menerima informasi bahwa China memasok senjata ke Federasi Rusia,” kata Zelensky kepada wartawan. “Kami meyakini bahwa perwakilan China terlibat dalam produksi sejumlah senjata di wilayah Rusia,” imbuhnya.
Zelensky tidak menjelaskan lebih lanjut soal klaimnya tersebut, dan hanya mengatakan bahwa Ukraina “siap” untuk membicarakannya secara detail.
Pernyataan Zelensky tersebut semakin menambah ketegangan antara Kyiv dan Beijing terkait dukungan China kepada Rusia. Pekan lalu, Zelensky mengatakan bahwa Ukraina mengetahui setidaknya ada 155 warga negara China yang dikerahkan untuk membantu invasi Moskow terhadap Kyiv.
Hal itu disampaikan sehari setelah dia mengumumkan bahwa pasukan Ukraina telah menangkap dua warga negara China, yang disebutnya sebagai tentara, yang ikut dalam pertempuran bersama pasukan Rusia melawan militer Ukraina di Donetsk bagian timur.
(nvc/dhn/detik)
