New York, bisnissumsel.com –
Dalam forum Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Arab Saudi menyerukan pembentukan negara Palestina yang merdeka untuk melindungi hak-hak rakyat Palestina. Saudi mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil sikap tegas terhadap pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (25/1/2024), seruan itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Saudi Waleed el-Khereiji saat berbicara dalam forum debat terbuka Dewan Keamanan PBB membahas “Situasi di Timur Tengah” yang digelar pada Rabu (24/1) waktu setempat.
Menurut laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA), El-Khereiji mengecam pemindahan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza dan menolak pernyataan pembelaan diri Israel sebagai alasan untuk terus mengebom Jalur Gaza, yang memicu pengungsian massal di daerah kantong Palestina tersebut.
Badan kemanusiaan PBB OCHA, pada Selasa (23/1) waktu setempat, melaporkan bahwa pasukan Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk salah satu bagian kota Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, yang menampung sekitar setengah juta penduduk dan pengungsi.
Perintah itu dikeluarkan ketika Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa warga Gaza sedang menghadapi “bencana kerawanan pangan”. Sementara Sekjen PBB Antonio Guterres mengkritik Israel atas penolakannya terhadap solusi dua negara.
El-Khereiji, dalam forum Dewan Keamanan PBB, memperingatkan tentang memburuknya situasi di Jalur Gaza, dan mendesak dewan untuk mengambil langkah nyata untuk menghentikan agresi militer Israel dan pengeboman tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak bersenjata.
Sedikitnya 25.490 orang tewas akibat rentetan serangan Israel di wilayah Jalur Gaza sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu. Menurut otoritas kesehatan Gaza, sekitar 70 persen dari angka tersebut merupakan perempuan dan anak-anak.
Saudi juga memperingatkan terhadap perluasan konflik di kawasan Timur Tengah yang lebih luas, dan menyampaikan keprihatinan atas konsekuensi dari peningkatan operasi militer di Laut Merah antara Houthi dengan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Ditegaskan oleh El-Khereiji bahwa prioritas utama Saudi adalah mengakhiri operasi militer di wilayah Palestina dan mewujudkan perdamaian juga keamanan di kawasan. Dia menyerukan semua pihak untuk menghormati hukum internasional.
“Arab Saudi telah memperingatkan tentang bahaya perluasan konflik dan dampaknya terhadap keamanan regional dan internasional, dan bahwa meringankan penderitaan manusia dan mengakhiri operasi militer di Palestina adalah prioritas utama Kerajaan,” tegasnya, seperti dilansir Saudi Gazette.
(nvc/zap/detik)
