Mengemuka Suplai Jutaan Amunisi dari Korut untuk Rusia

53
Foto: Ilustrasi bendera nasional Korut dan Rusia (Sputnik/Artem Geodakyan/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights)

Jakarta, bisnissumsel.com –

Korea Utara (Korut) dilaporkan telah mengirimkan sekitar 6.700 kontainer berisi jutaan amunisi ke Rusia. Hal ini disebutkan telah dilakukan sejak Juli tahun lalu.

Suplai jutaan amunisi ini dikatakan untuk mendukung perang yang dipicu Moskow melawan Ukraina. Pasokan amunisi itu disebut sebagai tanda bahwa transfer senjata sedang berlangsung antara kedua negara.

Dilansir Reuters, Rabu (28/2/2024), pasokan amunisi dari Pyongyang untuk Moskow itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Selatan (Korsel) Shin Won Sik saat berbicara dalam pengarahan untuk media lokal pada Senin (26/2) waktu setempat.

Disebutkan oleh Shin bahwa ribuan kontainer itu mungkin membuat lebih dari 3 juta peluru artileri 152 mm, atau sekitar 500 ribu butir peluru 122 mm.

“Ini mungkin campuran dari keduanya, dan Anda bisa mengatakan bahwa setidaknya beberapa juta peluru telah dikirimkan,” ucap Shin seperti dikutip kantor berita Korsel, Yonhap News Agency.

Ratusan pabrik amunisi di Korut beroperasi dengan kapasitas sekitar 30 persen karena kekurangan bahan baku dan aliran listrik. Namun menurut Shin, pabrik-pabrik yang memproduksi peluru artileri untuk Rusia tetap beroperasi dengan “kecepatan penuh”.

Shin tidak menjelaskan lebih lanjut soal sumber informasi yang disampaikannya kepada media ini.

Korsel dan Amerika Serikat (AS), yang saling bersekutu, menuduh Korut dan Rusia saling bertukar senjata. Seoul dan Washington mengecam Pyongyang karena memasok senjata ke Moskow untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.

Baik Korut maupun Rusia telah membantah tuduhan itu, meskipun kedua negara berjanji untuk memperkuat kerja sama militer.

Departemen Luar Negeri AS, dalam dokumennya yang dirilis pada Jumat (23/2) pekan lalu, menyebut bahwa Korut telah mengirimkan lebih dari 10.000 kontainer berisi amunisi atau material terkait ke Rusia sejak September tahun lalu.

Sebagai imbalannya, Pyongyang menerima sekitar 9.000 kontainer yang sebagian besar berisi persediaan makan, yang menurut Shin, telah membantu menstabilkan harga di negara terisolasi tersebut.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel, secara terpisah, mengatakan pihaknya tidak bisa mengonfirmasi jumlah yang dilaporkan. Namun dia mengutip Shin yang menyebut Rusia telah mengirimkan hampir 30 persen lebih banyak kontainer sejak Juli lalu ke Korut dibandingkan jumlah yang dikirim oleh Pyongyang.

Dalam pernyataannya, Shin juga mengatakan bahwa Korut bisa saja meluncurkan satelit lainnya paling cepat bulan depan karena Rusia terus memberikan bantuan teknis.

Dia juga menyebut bahwa Pyongyang meminta bantuan dalam bidang teknologi pesawat terang dan peralatan mobilitas darat.

“Tidak jelas berapa banyak yang akan diberikan Rusia, namun semakin Rusia bergantung pada peluru artileri Korea Utara, semakin besar tingkat transfer teknologi Rusia,” sebut Shin seperti dikutip Yonhap.

(dwia/isa/detik)