NASA ‘Langgar’ Aturan AS, Ngebet Kerja Sama dengan China

65
Foto: DW (News

Jakarta, bisnissumsel –

Ilmuwan di NASA mengabaikan larangan dari pemerintahnya sendiri demi bisa mempelajari sampel Bulan yang dikumpulkan China. Ini menjadi kerjasama pertama serupa di antara dua lembaga tersebut.

Sebelumnya, aturan yang diberlakukan Amerika Serikat menciptakan jarak antara NASA dan China National Space Administration (CNSA). Tapi sekarang, dua lembaga dari dua negara berbeda tersebut telah mendapatkan persetujuan untuk bekerja sama. Begitulah yang dilaporkan South China Morning Post yang dikutip detikINET dari WION, Sabtu (16/12/2023)

Lembaga luar angkasa AS mengatakan melalui email bahwa mereka telah mengesahkan niat kerja sama bersama China kepada kongres. Tujuannya agar para ilmuwan yang didanai NASA bisa memiliki akses ke sampel Bulan, yang mana telah dikumpulkan melalui misi China Chang’e 5 di tahun 2020.

Merujuk pada Wolf Amendment yang telah lolos di tahun 2011 oleh kongres AS, permintaan tersebut normalnya bersifat ilegal kecuali bila NASA telah mendapatkan persetujuan dari parlemen.

Di lain sisi, mendapatkan akses ke sampel Bulan tersebut sangatlah penting. Sampel unik dari China itu baru-baru ini tersedia bagi komunitas ilmiah internasional dengan tujuan penelitian.

“Tunjangan ini berlaku khusus untuk sampel misi Chang’e 5; larangan normal terhadap aktivitas bilateral dengan RRC di mana proyek-proyek yang didanai NASA masih berlaku,” seperti tertulis di dalam email.

Sampel yang belum berhasil diperoleh NASA secara independen ini berharapnya dapat memberikan pengetahuan baru terkait sejarah geologis Bulan, sistem Bulan dan Bumi, serta membantu NASA membuat rencana penjelajahan di masa depan.

“Meminta sampel tersebut akan memastikan para ilmuwan AS memiliki kesempatan penelitian yang sama dengan ilmuwan di seluruh dunia,” ujar NASA

Ahli geologi planet di Universitas Brown mengatakan bahwa ada begitu banyak antusiasme di dunia internasional, serta akan ada banyak kolega yang melamar.

“Seharusnya ini menjadi sekumpulan besar lamaran,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa walaupun ada banyak pertanyaan fundamental yang datang dari para ilmuwan terkait sampel tersebut, partisipasi dari ilmuwan asing bisa membawa lebih banyak perspektif berbeda untuk mengatasi persoalan penting ini.

*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(fyk/fyk/detik)