Perubahan Perjanjian Dagang RI-Jepang Segera Disahkan, Ini Untungnya

73
Foto: Presiden Jokowi dan PM Jepang Fumio Kishida melakukan pertemuan bilateral di Tokyo (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, bisnissumsel.com –

Perubahan perjanjian dagang Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) menjadi salah satu pembahasan utama dalam pertemuan empat mata antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PM Jepang Fumio Kishida. Keduanya melakukan pertemuan bilateral pada 16 Desember 2023 kemarin.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan Jokowi dan Kishida menyambut baik selesainya perundingan substantif pada Protokol Perubahan IJEPA. Dia menjelaskan proses perundingan Protokol Perubahan ini memakan waktu yang cukup lama sejak 2019.

Saat ini pekerjaan utama yang dilakukan pada Perubahan Protokol IJEPA adalah proses legal scrubbing untuk penyamaan konteks bahasa hukum. Setelah proses ini selesai, akan dilakukan proses penerjemahan dan ratifikasi di Parlemen sesuai prosedur masing-masing negara. Targetnya, awal tahun depan perjanjian dagang ini sudah bisa diimplementasikan.

“Dengan adanya kesepakatan baru IJEPA ini ditargetkan dapat diimplementasikan pada Kuartal Pertama tahun 2024,” beber Retno dalam konferensi pers virtual, ditulis Senin (18/12/2023).

Lantas apa untungnya Indonesia dengan adanya perjanjian dagang IJEPA? Retno menjabarkan perjanjian dagang ini dapat memberikan perbaikan akses pasar Indonesia di Jepang.

“Termasuk untuk eliminasi tarif produk perikanan olahan Indonesia kemudian perluasan akses pasar perbankan,” jelas Retno.

Kemudian dari perjanjian dagang ini juga ada bentuk kerja sama New MIDEC atau Manufacturing Industrial Development Center yang dapat mendukung industri Indonesia menjadi basis produksi kawasan.

Sebagai informasi, total perdagangan Indonesia dan Jepang pada 2022 tercatat sebesar U$S 42,03 miliar. Indonesia sejauh ini memiliki surplus perdagangan atas Jepang sebesar U$S 7,68 miliar. Rincinya, ekspor Indonesia ke Jepang sebesar U$S 24,85 miliar serta impor Indonesia dari Jepang sebesar U$S 17,18 miliar.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pernah mengatakan salah satu yang menjadi perhatian utama Indonesia dalam perjanjian dagang IJEPA adalah akses pasar produk perikanan yang perlu ditingkatkan.

Hal ini diungkapkan pria yang akrab disapa Zulhas itu saat melakukan pertemuan dengan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Perindustrian Jepang Nishimura Yasutoshi di Osaka pada akhir Oktober 2023 yang lalu.

“Indonesia menekankan pentingnya akses pasar produk olahan ikan karena hal ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dengan pemberian akses pasar oleh Jepang, produk ikan olahan Indonesia akan semakin berdaya saing dan investasi Jepang bidang perikanan di Indonesia dapat difasilitasi,” jelas Zulhas.

(hal/das/detik)