Ratusan Tentara Myanmar Ramai-ramai Kabur ke India, Ada Apa?

62
Ilustrasi tentara Myanmar (dok. AP Photo)

New Delhi, bisnissumsel.com –

Ratusan tentara Myanmar kabur massal hingga melintasi perbatasan India pekan ini. Disebutkan bahwa hampir 300 tentara meninggalkan negaranya demi menghindari serangan pemberontak bersenjata yang bertempur melawan junta militer Myanmar.

Seperti dilansir AFP, Jumat (19/1/2023), bentrokan mengguncang sebagian wilayah Myanmar di dekat perbatasan India sejak Tentara Arakan (AA) menyerang pasukan keamanan Myanmar pada November tahun lalu, yang mengakhiri gencatan senjata sejak kudeta militer terjadi tahun 2021 lalu.

Pekan ini, kelompok Tentara Arakan itu mengklaim telah mengambil alih kota besar Paletwa dan menguasai enam pangkalan militer di sepanjang perbatasan dengan negara bagian Mizoram di India. Lokasi tersebut juga menjadi tempat para tentara Myanmar menyeberangi perbatasan.

Laporan seorang perwira pada pasukan paramiliter India, Assam Rifles, yang enggan disebut namanya, menyebut total 276 tentara Myanmar yang membawa senjata dan amunisi tiba di desa Bondukbangsora pada Rabu (17/1) waktu setempat.

“Kami telah memberikan kepada mereka tempat penampungan di kamp kami,” ucap perwira pasukan paramiliter Assam Rifles tersebut.

Dia menambahkan bahwa tentara-tentara yang tiba di wilayah India itu telah “diberikan semua dukungan yang mereka perlukan”.

Disebutkan juga oleh perwira tersebut bahwa unit militernya sedang mengumpulkan data biometrik dari para tentara Myanmar itu dan telah meminta persetujuan dari Kementerian Pertahanan di New Delhi untuk memulangkan mereka ke Myanmar.

Ratusan tentara Myanmar lainnya, menurut laporan media lokal, telah melarikan diri ke India untuk menghindari pertempuran sejak gencatan senjata berakhir pada November tahun lalu.

Dua pesawat militer Myanmar tiba di Aizawl, ibu kota negara bagian Mizoram, untuk mengumpulkan dan memulangkan tentara yang mundur dari konflik.

Pada Oktober tahun lalu, aliansi Tentara Arakan dan dua kelompok bersenjata etnis minoritas lainnya melancarkan serangan gabungan di seluruh negara bagian Shan, Myanmar bagian utara, merebut kota-kota di sana dan menguasai pusat perdagangan terpenting di perbatasan China.

Pekan lalu, aliansi tersebut mengumumkan gencatan senjata yang dimediasi Beijing di negara bagian Shan setelah konflik selama berbulan-bulan yang menjadi ancaman terbesar bagi junta militer Myanmar sejak merebut kekuasaan dari pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi.

Kesepakatan gencatan senjata itu tidak berlaku di wilayah dekat perbatasan India, di mana pertempuran antara junta militer dan kelompok bersenjata masih berlangsung.

(nvc/ita/detik)