Jakarta, bisnissumsel.com –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan harga-harga kebutuhan pokok dapat dijaga jelang bulan puasa Ramadan dan hari raya Lebaran. Baik kebutuhan pokok energi dan juga pangan.
Pertama, Jokowi menegaskan harga BBM tidak akan naik dalam waktu dekat. Kabarnya, hal ini dibicarakan dalam rapat internal terbatas yang dipimpin Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.
Awalnya ketika dikonfirmasi soal hasil rapat tersebut Jokowi menyatakan hasil rapat akan disampaikan oleh Menteri Koordinator terkait dan Pertamina.
“Soal BBM nanti biar pak Menko yang sampaikan, atau dari Pertamina yang sampaikan,” ungkap Jokowi saat melakukan konferensi pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah, Senin (4/3/2024).
Ketika dikonfirmasi kembali apakah ada kenaikan harga BBM, Jokowi tegas menyatakan tidak ada. Hanya saja soal penjelasannya dia meminta Pertamina yang menjabarkan.
“Tidak. Tapi yang menyampaikan nanti akan dari Pertamina,” tegas Jokowi.
Belakangan diketahui, rapat terbatas soal BBM itu membahas soal bahan bakar rendah sulfur. Hal ini diketahui dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani sempat mengunggah kebersamaan kabinet sebelum ratas lewat Instagram resmi @smindrawati. Nampak, Sri Mulyani berbincang dengan Jokowi, Wakil Presiden Maruf Amin, Menteri BUMN Erick Thohir, dan juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Dalam momen itu Sri Mulyani juga memaparkan dirinya sedikit melaporkan hasil pertemuan Menteri Keuangan negara G20 di Brazil kepada Jokowi.
“Di Pangkalan AU Halim Perdana Kusuma, lapor singkat hasil G20 Brazil kepada Presiden, sebelum Presiden bertolak ke Australia, dan sebelum rapat internal Presiden dan Wapres mengenai BBM rendah sulfur,” beber Sri Mulyani dalam keterangan unggahannya.
Harga Beras Turun, Cek ke Pasar
Sementara itu, Jokowi juga menyatakan pemerintah sudah mempersiapkan diri untuk menjaga ketersediaan bahan pokok jelang bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
Khusus beras, Jokowi menyatakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dalam kondisi aman. Sementara itu untuk komoditas lain dia mengatakan akan melakukan pengecekan ke lapangan.
“Ini mau Lebaran. Sudah persiapan-persiapan mengenai ketersediaan, utamanya bahan pokok itu menjadi sangat penting. Beras saya kira stoknya nggak ada masalah, dan bahan lainnya akan secara detil saya lihat di lapangan,” papar Jokowi.
Berdasarkan paparan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi baru-baru ini, total stok beras cadangan pemerintah di Bulog saat ini mencapai 1,3 juta ton di seluruh Indonesia.
Dalam paparannya, sebaran beras Bulog tidak hanya terkonsentrasi di Jabodetabek saja. Rinciannya, di Jakarta dan Banten 246 ribu ton, Jawa Barat 129 ribu ton, Jawa Tengah 98 ribu ton, Jawa Timur 344 ribu ton, DI Yogyakarta 20 ribu ton, dan Bali 9 ribu ton.
Kemudian, stok beras Bulog di NTB 6.09 ton, NTT 31 ribu ton, Aceh 25 ribu ton, Sumatera Utara 69 ribu ton, Riau dan Kepri 21 ribu ton, Sumatera Barat 18 ribu ton, Bengkulu 1.700 ton, serta Lampung 71 ribu ton.
Kalimantan Timur 9,5 ribu ton, Kalimantan Barat 17 ribu ton, Kalimantan Tengah 5 ribu ton, Kalimantan Selatan 7,4 ribu ton, Sulawesi Selatan-Barat 68 ribu ton, Gorontalo dan Sulawesi Utara 29 ribu ton, Sulawesi Tengah 12 ribu ton, Sulawesi Tenggara 11 ribu ton, Maluku 15 ribu ton, Papua 18 ribu ton.
Jokowi juga menegaskan harga beras sudah turun. Bagi yang tidak percaya dia meminta semua pihak langsung cek ke pasar-pasar beras besar saja.
Bahkan Jokowi sampai bilang soal harga beras jangan ditanyakan lagi kepadanya, lebih baik semua pihak cek sendiri saja ke lapangan sudah turun atau tidak. Dia sendiri mengaku dirinya memiliki data sendiri soal naik turunnya harga di pasar.
“Dicek langsung jangan ditanya ke saya, meski saya tahu, tiap hari itu harga naik turun saya tahu. Jangan terus ditanyakan ke saya, cek ke lapangan sendiri, berbondong-bondong ke sana,” kata Jokowi.
Berkali-kali Jokowi menyatakan lebih baik semua pihak berbondong-bondong langsung mengecek beras di pasar beras besar. Misalnya, Pasar Induk Cipinang dan Pasar Johar Karawang. Pasalnya dia mengklaim harga beras sudah turun di pasar-pasar tersebut.
Memang harga di dua pasar tersebut diakuinya tidak merepresentasikan harga beras secara nasional. Namun, setidaknya seharusnya beras-beras yang distribusinya bisa dijangkau dua pasar induk tersebut harganya sudah turun.
(kil/kil/detik)
