WHO Ungkap Ratusan Pasien dan Staf di RS Martir Al-Aqsa Gaza ‘Menghilang’

51
Situasi di Gaza. (Foto: Reuters)

Jakarta, bisnissumsel.com –

Ratusan pasien dan staf dilaporkan hilang dari Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah, di tengah serangan udara Israel yang intens di wilayah tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (8/1) melaporkan, mayoritas staf medis dan sekitar 600 pasien, terpaksa meninggalkan kompleks tersebut ke lokasi yang tidak diketahui tanpa informasi keberadaan mereka.

Kedua institusi tersebut juga mencatat adanya kekacauan yang terjadi di rumah sakit ketika staf medis yang tersisa terus berusaha mengatasi korban yang berjatuhan imbas serangan Israel.

Koordinator Tim Medis Darurat WHO, Sean Casey, mengatakan sejumlah pasien tiba di rumah sakit Martir Al-Aqsa setiap beberapa menit. Namun karena ada perintah evakuasi dan situasi yang berbahaya, hanya tersisa lima dokter di rumah sakit tersebut untuk mengawasi ratusan kasus darurat dan korban jiwa.

“Ini benar-benar pemandangan yang kacau. Direktur rumah sakit baru saja berbicara dengan kami, dan dia mengatakan satu permintaannya adalah agar rumah sakit ini dilindungi, meskipun banyak stafnya yang sudah pergi,” kata Casey, dikutip dari Aljazeera.

“Rumah sakit ini saat ini beroperasi dengan sekitar 30 persen staf dibandingkan beberapa hari yang lalu. Mereka melihat, dalam beberapa kasus, ratusan korban setiap hari di unit gawat darurat kecil,” imbuhnya lagi.

Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) dan Komite Penyelamatan Internasional (IRC) juga melaporkan tim medis darurat mereka terpaksa menghentikan aktivitas di rumah sakit dan meninggalkan fasilitas tersebut, sebagai akibat dari meningkatnya serangan militer Israel.

Di sisi lain, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengonfirmasi pernyataan dari staf mereka yang ada di Gaza, Palestina. Dia membenarkan bahwa korban serangan Israel di Gaza dari berbagai usia terpaksa ditangani di lorong-lorong rumah sakit saking banyaknya korban.

“Al Aqsa adalah rumah sakit terpenting yang tersisa di Gaza dan harus tetap berfungsi dan terlindungi untuk memberikan upaya penyelamatan buat semua korban,” tegasnya.

Meskipun ada tekanan dari negara dan lembaga internasional agar eskalasi serangan berkurang, Israel justru tidak memedulikan imbauan itu. Mereka bahkan terus melakukan serangan terhadap fasilitas kesehatan dan daerah pemukiman di Gaza.

“Akses yang mendesak, aman dan tanpa hambatan ke wilayah tersebut diperlukan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Penundaan lebih lanjut akan menyebabkan lebih banyak kematian dan penderitaan bagi banyak orang,” katanya.

Secara keseluruhan, setidaknya 22.835 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 9.600 anak-anak dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut pihak berwenang di wilayah tersebut. Israel mengatakan sekitar 1.139 orang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

(suc/suc/detik)